Rodrigo
Duterte, presiden terpilih Filipina, mengumumkan keluarga berencana sebagai
salah satu program unggulan kabinetnya. Dia mengaku siap berseberangan dengan
gereja katolik yang selama ini menolak promosi kontrasepsi.
Dalam
pidatonya di Kota Davao, Senin (27/8), Duterte menyatakan setiap keluarga di
Filipina maksimal hanya boleh memiliki tiga anak. Dinas kesehatan di setiap
kota akan diminta aktif mengawasi pelaksanaan KB tersebut.
"Potong
penis si bapak jika anaknya sampai lima," kata Duterte sambil bergurau,
seperti dilansir Inquirer.net.
Menurut
presiden yang akan resmi dilantik dua hari lagi itu, KB sangat bermanfaat bagi
perekonomian Filipina. Sebagai negara mayoritas Katolik, selama ini politikus
sulit menjalankan program pengendalian jumlah penduduk akibat intervensi
gereja.
"Saya
siap bentrok dengan gereja, karena imbauan (menolak KB) sudah tak lagi
realistis," kata Duterte.
Dibanding
negara-negara ASEAN lainnya, Filipina tertinggal untuk urusan KB. Promosi
kontrasepsi baru dilakukan pada 1992, di era Presiden Fidel Ramos. Itupun
dengan penolakan keras komunitas gereja.
Duterte
punya sejarah hubungan kurang harmonis dengan gereja, kendati dia mengaku tetap
seorang Katolik yang taat. Politikus 71 tahun ini pernah menuding uskup-uskup
menerima sogokan dari pejabat pemerintah. Duterte kepergok mengolok-olok
kunjungan Paus Fransiskus ke Manila tahun lalu, karena menyebabkan macet parah.
Adapun
ketika masih menjabat sebagai Wali Kota Davao, Duterte memang dikenal aktif
mengampanyekan pentingnya kontrasepsi. Dia memberi hadiah uang tunai bagi
lelaki atau perempuan yang bersedia menjalani KB.
Sumber :
merdeka.com