Hati-hati! Jangan Pakai Bedak di Organ Intim, Bisa Menyebabkan Kanker Ovarium

Kanker ovarium
Waspada, bedak talc (talcum powder)  dapat memicu kanker, perusahaan dari sebuah produk bedak terkenal di dunia harus membayar denda hingga Rp. 1,6 triliun, ribuan konsumen lainnya ikut menuntut.

Kabar yang sempat viral dan menghebohkan dunia tentang produk bedak talc besutan merk ternama dunia ini sudah ada sejak awal tahun 2016 lalu, namun kembali tersungkur dan terpendam dalam tanah, apakah disengaja? Bagaimana kelanjutannya?

Kita mungkin tahu bahwa dulu, bedak hanya dipakai wanita untuk mempercantik wajahnya secara visual. Namun pada masa kini, pemakaian bedak dari berbagai merek semakin marak.  Tak hanya lagi sebatas wanita, namun bedak juga digunakan oleh bayi bahkan kaum pria.

Bedak bayi sudah sejak lama digunakan para ibu untuk merawat bayinya dari gatal dan alergi kulit lainnya. Bahkan bedak bayi juga sering digunakan oleh para ibu untuk wajah mereka sendiri dan bagian tubuh yang lain.

Para wanita beranggapan bahwa memakai bedak bayi membuat kulit mereka lebih lembut dan terlihat cerah. Nah sekarang yang menjadi pertanyaan adalah, apakah benar bedak dapat menyebabkan kanker?

Menurut penjelasan yang dikutip dari lamanVogue, bedak pada masa kini adalah mineral yang terbuat dari magnesium, silikon dan oksigen dalam bentuk alami. Namun begitu, terdapat fakta yang menunjukkan bahwa sejumlah produk bedak memang mengandung asbestos dan carcinogen. Zat asbestos dan karsinogen menurut hasil penelitian Badan Internasional Penelitian Kanker (International Agency for Research on Cancer / IARC) diyakini dapat memicu kanker paru-paru bila terhirup secara terus menerus.

Akan tetapi, terhitung sejak 1970 silam, data dari American Cancer Societymengungkapkan bahwa peredaran produk bedak yang mengandung abses dan karsinogen, sudah jauh berkurang. Apakah benar demikian?

Dapat Memicu Kanker Ovarium Pada Wanita

Isyu bedak dapat memicu kanker, bukan isyu baru. Para pakar kesehatan menduga bahwa partikel bedak ini dapat masuk ke dalam ovarium dan menyebabkan iritasi dan pembengkakan. Jika pembengkakan ovarium ini terjadi dalam waktu yang lama secara terus menerus, maka akan meningkatkan resiko terjadinya kanker ovarium

Beberapa tahun lalu, Pengadilan Amerika Serikat memutuskan denda kepada perusahaan bedak terkenal dunia yaitu Johnson & Johnson, sebesarRp.967 miliar untuk konsumen yang meninggal karena kanker ovarium. Namun sejauh ini belum pernah tercatat adanya pengaduan konsumen terkait produk bedak ataupun kosmetik yang memicu kanker paru-paru, yang ada hanya kanker ovarium.

Perusahaan terkenal Johnson & Johnson itu awalnya diduga mengeluarkan produk bedak yang dapat memicu kanker ovarium. Maka untuk kasus bedak Johnson & Johnson yang diduga memicu kanker ovarium ini,American Cancer Society menilai ada kemungkinan hal ini terjadi karena kesalahan pada proses pemakaian bedak.

Seperti yang dijelaskan laman Telegraph, sang korban memakai bedak Baby Powder danShower to Shower pada bagian intim kewanitaannya.. American Cancer Society menilai partikel kecil mineral yang terkandung di dalam bedak mungkin saja masuk ke dalam ovarium dan menyulut jaringan yang dapat mendorong pertumbuhan kanker.

“Bukti ini masih lemah,” jelas Sarah Temkin M.D., seorang ahli onkologi ginekologi di Johns Hopkins University yang mengkhususkan dirinya meneliti pada bidang kanker ovarium.

Walau begitu, Badan Internasional Penelitian Kanker (IARC) mengatakan bahwa bedak saat ini memang “tidak diklasifikasikan sebagai carcinogenicity atau tidak sebagai pemicu kanker” ketika dihirup. Tapi ketika digunakan pada bagian vital tubuh manusia seperti wilayah keintiman, kemungkinan besar memiliki hubungan dengan kanker, terutama ovarium. Hal tersebut diperkuat dengan hasil penelitian Dr. Daniel W. Cramer M.D. yang terbitkan pada tahun 1982 lalu.

Namun Cramer menyebutkan bahwa penggunaan jenis produk bedak pada bagian tubuh tertentu secara konstan tanpa rekomendasi dokter, dapat membahayakan, khususnya memicu kanker bagi seseorang yang memiliki potensi kanker.


Perusahaan Johnson & Johnson Dituntut Milyaran Rupiah

Selain pada organ-organ vital wanita, bedak juga tidak disarankan untuk dipakaikan kepada bayi. Para peneliti meyakini bahwa kulit bayi sudah sangat sempurna dan tidak memerlukan pelembab. Dua produk Johnson & Johnson, Baby Powder dan Shower to Shower, dinyatakan telah merugikan konsumen mereka. Pengadilan Amerika Serikat akhirnya ketok palu terkait nasib Johnson & Johnson di masa lalu itu.

Produk bayi tersebut dinyatakan bersalah dan menyebabkan kanker ovarium. Akibatnya produk itu harus membayar ganti rugi sebesar Rp. 1,6 triliun! Sementara itu dikutip laman Wall Street Journal, pada Rabu 4 Mei 2016 silam, Johnson & Johnson harus membayar denda sebesar US$. 55 juta atau sekitar Rp. 728 miliar pada Gloria Ristesund.
Dia adalah salah satu konsumen yang juga penderita kanker ovarium sejak tahun 2011 silam akibat pemakaian bedak produk Johnson & Johnson.

Pengadilan negara bagian Missouri menyatakan bahwa perusahaan raksasa Johnson & Johnson bersalah karena gagal memberikan peringatan pada konsumen atas potensi produknya yang berbahaya, yang juga pernah diperingatkan sebelumnya oleh the American Cancer Society pada tahun 1999 silam.

Kasus tuntutan-tuntutan ini memang bukanlah yang pertama kali dihadapi oleh Johnson & Johnson karena pada tahun 2013 lalu pengadilan di South Dakota juga menyatakan bahwa kasus kanker ovarium yang dialami oleh Deane Berg terkait dengan penggunaan bedak bayi produk perusahaan tersebut. Bahkan sebelumnya lagi, pada Februari 2016 lalu, perusahaan multinasional yang berdiri sejak 1886 itu juga harus membayar ganti rugi pada wanita asal Alabama bernama Jacqueline Fox, yang meninggal karena kanker ovarium. Ganti rugi sebesar US$72 juta atau Rp.967,8 miliar (yang terdiri dari $10 juta berupa kerugian langsung dan $62 juta berupa kerugian tidak langsung), wajib dibayarkan oleh pihak Johnson & Johnson pada keluarga Jacqueline Fox.

Jacqueline Fox secara rutin selama 35 tahun menggunakan bedak bayi Johnson dan produk lainnya yaitu Shower to Shower sebagai bagian dari kesehariannya. Namun tiga tahun yang lalu pada sekitar tahun 2013, dia didiagnosa oleh dokter dan ternyata telah menderita kanker ovarium. Pada bulan Oktober 2015, akhirnya Jacqueline Fox meninggal dunia pada usia 62 tahun, akibat kanker yang dideritanya.

Keputusan pengadilan itu berdasarkan atas pertimbangan para hakim yang menyatakan bahwa Johnson & Johnson lalai, karena tak memberitahu pada konsumen bahwa bedak tersebut dapat memicu kanker. Hingga saat ini tuntutan-tuntutan hukum pada perusahaan tersebut menjadi meningkat, dari 1.200 tuntutan hukum pada Februari 2016 menjadi 1.400 laporan hanya dalam beberapa minggu saja.

10.000 Wanita Menderita Kanker Ovarium karena Pemakaian Bedak Bayi Johnson & Johnson

Dr. Daniel Cramer, seorang epidemiologist Amerika menyatakan bahwa setidaknya ada 10.000 wanita yang menderita kanker ovarium yang disebabkan oleh pemakaian bedak bayi yang rutin selama bertahun-tahun. Pada awal 1982, sebuah studi menunjukkan hubungan antara penggunaan bedak bayi dan resiko kanker ovarium. Hasilnya ditemukan bahwa wanita yang menggunakan serbuk bedak beresiko 300 kali lipat terkena kanker.

Penemuan ini begitu mengejutkan hingga mediamainstream sekelas New York Times pun melaluiheadline-nya meminta perusahaan besar Johnson & Johnson untuk mengungkapkan kebenaran di balik produk mereka. Jika saat ini di rumah anda masih ada botol bekas bedak Johnson and Johnson, cobalah periksa dan baca peringatan yang tertulis pada botol bedak tersebut. Disana jelas-jelas Johnson telah memperingatkan agar jangan sampai bedak tersebut mengenai mata dan terhirup oleh kita.

Hal ini karena bedak tersebut mengandung partikel yang mampu bertahan menempel di kulit anda hingga bertahun-tahun dan kemudian merayap sampai ke ovarium.
Selain itu bedak ini juga menyebabkan peradangan dan merupakan pemicu kuat tumbuhnya sel-sel kanker. Sebenarnya pihak Johnson telah menyadari fakta ini sejak hasil studi di tahun 1982 tersebut menghentak publik. Namun sanyangnya untuk alasan komersil mereka tak pernah mencantumkan efek samping penggunaan produk pada pelanggan produk bedak bayi tersebut!

Efek Bedak Johnson & Johnson Pada Bayi

Pemakaian bedak Johnson pada bayi Anda mungkin mempunyai efek lebih buruk daripada menggunakannya pada diri Anda sendiri. The American Academy of Pediatricsmemperingatkan orang tua untuk tidak menggunakan bedak bayi serbuk jenis ini. Mineral yang ada pada bedak sangat mudah terbawa udara hingga terhirup oleh bayi, menyebabkan selaput lendir mereka mengering. Jika sampai terhirup, bayi anda akan sulit bernapas dan dapat menyebabkan ‘mengi’ pada bayi.

Bedak talc yang digunakan sebagai bahan pembuatan bedak bayi ini merupakan mineral yang didapat dari hasil penambangan. Talc mengandung magnesium, silicon, oksigen dan hidrogen. Talc inilah yang digunakan sebagai bahan dasar pembuatan bedak yang dinamakan talcum powder yang berfungsi untuk menyerap uap air dan memberikan rasa nyaman dan segar bagi penggunanya.

Bedak memang memiliki sejarah panjang sebagai salah satu kosmetik yang diduga terkait dengan kejadian kanker. Sebelum tahun 1970 an bedak seringkali terkontaminasi dengan asbestos yang diketahui sebagai penyebab kanker. Sejak kejadian tersebut semua bedak diharuskan bebas dari asbestos. Namun hingga kini, pada kenyataannya masih ada kandungan dari bedak ini yang diduga ada kaitannya dengan kejadian kanker.
Oleh karena itulah, akhirnya beberapa kasus radang paru-paru yang menimpa bayi setelah ditelusuri juga akibat penggunaan jenis bedak ini mulai bermunculan, dan sangat disayangkan pihak Johnson tidak memberikan peringatan yang cukup pada kemasan produknya.

Bagaimana sikap Indonesia?

Lalu, bagaimana sikap pemerintah Indonesia dalam hal ini? Di Indonesia, produkJohnson & Johnson memang mendominasi produk produk keperluan bayi dan juga kosmetik.
Mengingat sudah banyak kejadian di Amerika, ada baiknya pihak berwenang dan lembaga konsumen di Indonesia perlu untuk segera melakukan investigasi apakah produk Johnson & Johnson juga mengandung zat karsinogetik seperti yang ditemukan pada produk-produk di Amerika dan inggris.

Hasil penyelidikan ini penting sekali untuk diketahui agar konsumen dapat berhati-hati dalam memilih produk yang akan digunakannya. Ketidaktahuan konsumen akan kandungan bahan berbahaya yang diduga terkait dengan kanker ovarium akan sangat fatal, karena konsumen berhak mengetahui keamanan produk yang digunakannya.

Namun kami yakin, bahwa sikap lembaga Indonesia yang memiliki kewenangan dalam hal ini akan meloloskan produk dan manyatakan aman. Hal ini kemungkinannya sangat besar terjadi, karena penelitian di Indonesia masih melihat secara dangkal dan pendek, bukan jangka panjang. Dan biasanya lebih percaya “katanya” bahkan hanya sebagai followeryang baik, bukan menelitinya sendiri secara independent.

Hal ini dapat terjadi karena sebagai contoh, seperti kegunaan dan manfaat luar biasa dari tumbuhan Cannabis yang selalu bahkan hanya di cap haram, dan tak peduli bahkan tak mau tahu, bahwa sebenarnya banyak sekali manfaatnya dibanding mudaratnya. 

Sama juga seperti produk pertanian yang mengandung GMO (Genetically Modified Organism) besutan perusahaan pestisida Monsanto telah banyak dilarang, Pihak kesehatan yang meneliti secara independen dan puluhan negara maju sudah melarangnya, namun Indonesia masih meloloskannya. 

Mungkin, lembaga-lembaga kesehatan Indonesia belum dapat meneliti dan melihat dampaknya untuk belasan atau puluhan tahun ke depan. Sebagian dari mereka masih dalam level penelitian dalam jangka pendek, dan belum meneliti efeknya dalam jangka waktu yang panjang, ditambah lagi mental follower dan perihal “katanya” dari banyak media yang pro kepada pengusaha besar.

Bahkan sebagai negara mayoritas Muslim, masalah suatu produk dianggap halal atau haram, masih bersifat ambigu dan abu-abu. Kandungan produk yang tak bisa dipercaya atau memiliki kandungan yang dapat membahayakan tubuh masih kental. Oleh karenanya produk dan “label halal” Indonesia masih ditolak oleh beberapa negara Muslim. 
Nah, jika Anda seorang ibu atau gadis yang hingga saat ini masih sering memakai bedak bayi dengan merk Johnson & Johnson seperti pada gambar dalam artikel ini untuk organ intim atau untuk bayi Anda, mungkin sekarang ini waktunya Anda harus berhenti dulu memakainya, dan mulai pikirkanlah kemungkinan dampaknya ke depan.

Untuk diketahui bahwa bedak bayi dengan merk Johnson ini dapat meningkatkan resiko kanker hingga 30 persen! Jadi waspadalah dalam memilih dan memakai suatu produk, lihat penjelasannya pada kemasan, karena bedak talc dibuat sejatinya bukan untuk organ intim.

Selain itu, lihat apa isi kandungan zat dalam bedak itu, apakah aman untuk bayi Anda? Jangan gunakan bedak yang memiliki kandungan zat berbahaya untuk bayi Anda, karena sebenarnya kulit bayi sudah sangat sempurna dan tidak memerlukan pelembab.

Akibat dari kontroversi ini banyak perusahaan di Amerika yang tidak lagi menggunakantalcum powder, namun menggunakan pati jagung sebagai penggantinya. Tapi di Inggris, perusahaan yang menghasilkan bedak bayi yang banyak dipakai oleh wanita, ternyata masih menggunakan bahan talcum ini. Ingatlah, bahwa mencegah lebih baik daripada mengobati

indocropcircles.com