Bintang.com,
Jakarta Soal rokok dan kesehatan memang telah lama menjadi bahan
perbincangan. Pro dan kontra soal kesehatan dan bahaya merokok masih saja
menjadi topik hangat. Kini, muncul topik baru mengenai harga rokok naik.
Seperti biasa, sebagian orang ada yang berteriak tak setuju, sebagian lagi juga
ikut berteriak namun mendukung.
Dilansir
dari Liputan6 , ternyata harga rokok yang dinaikkan ini bisa menjadi salah
satu cara untuk membuat para perokok aktif stop merokok. Hal ini bukan hanya
berkaitan dengan kesehatan perokok itu sendiri, tapi juga orang lain yang
menjadi perokok pasif. Artinya, rokok bisa meningkatkan angka kematian hingga
pembengkakan biaya yang dikeluarkan negara untuk mengobati siapa pun yang
terkena dampak dari rokok.
Banyaknya
orang yang sakit akibat rokok ini menandakan rokok meningkatkan angka Penyakit
Tak Menular (PTM). Untuk itu, Prof. dr. Hasbullah Thabrany, MPH, Dr.PH,
Kepala Pusat Kajian Ekonomi dan Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan
Masyarakat, Universitas Indonesia membuat suatu studi mengenai apa yang bisa
dilakukan masyarakat dan pemerintah untuk mengatasi angka yang terus melonjak
tiap tahunnya.
Hasil
studi yang dilakukan pada Desember tahun lalu ini menunjukkan, kemungkinan
perokok akan berhenti merokok jika harganya dinaikkan dua kali
lipat. "Satu sampai dua bungkus rokok per hari itu jika dihitung
besaran pengeluaran untuk rokok per bulan mencapai Rp 450 hingga Rp 600 ribu.
Dalam studi ini para perokok bilang kalau harga rokok di Indonesia naik jadi Rp
50 ribu per bungkus--mereka akan berhenti," katanya seperti dilansir dari
media yang sama. Namun, mengenai harga rokok naik ini, dia
merasa butuh waktu 1-2 tahun hingga pemerintah dan politisi menyetujui gagasan
ini.
Apakah anda sepakat harga rokok naik? Silahkan share ya,,