Ingatkah kita ketika Jokowi berkata dalam debat capres 2014
mengenai issu kedaulatan negara, “”Jangan dipikir saya tidak bisa tegas. Karena
tegas menurut saya adalah berani mengambil risiko. Jika mereka mengambil
wilayah kedaulatan kita, apapun akan saya pertaruhkan,”
Dan saat ini, issu kedaulatan itu pun terjadi menjadi sebuah
kenyataan ketika sebuah pulau yang masuk wilayah NKRI, akhirnya di akui milik
singapura
Yaitu Pulau Manis yang masih termasuk wilayah Batam dan
wilayah administratif Kecamatan Belakang Padang.
Kini dipulau manis tersebut, setiap tanda telah berubah menjadi
bahasa Inggris dan tulisan kanji Mandarin dan berubah nama menjadi Funtasy
island
Seperti dikutip dari laman media batamnews.co.id; Sayangnya,
kini untuk menjangkau pulau itu, hanya bisa dijangkau melalui Singapura. Pihak
Singapura sudah menyiapkan Imigrasi dan Bea Cukai khusus melayani pengunjung. Otomatis,
siapa saja yang berkunjung ke sana diwajibkan membawa paspor.
Pulau Manis terletaknya di utara Batam, Kepulauan Riau, dikelola
oleh PT Batam Island Marina 20 tahun lalu. Di sana juga terdapat pelabuhan
Ferry International Funtasy Island.
Sejak 2010, pihak pengembang bernama Funtasy Island Development
(FID) asal Singapura mengambil alih kepemilikan.
Mereka membangun 328 hektar untuk laguna, vila, wahana
lumba-lumba, taman bermain, dan cafe di pinggir pantai. Wisatawan tidak bisa
langsung menuju pulau itu tanpa izin karena sekarang sudah milik pribadi.
Direktur FID Michael Yong menuturkan, FID telah menghabiskan
dana mencapai 300 juta dolar Singapura (setara dengan Rp 2,9 triliun) untuk
pembangunan pulau itu.
Baca Juga : Berlangsung Dramatis, Kapal Nelayan berbendera China Kembali Ditangkap di Perairan Natuna
Villa dan hotel
Lokasinya 16 kilometer dari Singapura. Harga per unit villa
hunian di sana mencapai 750 dollar atau sekitar Rp7,3 miliar.
“Funtasy Island ini dapat dijangkau dengan kapal feri selama 25
menit dari dermaga Harbour Front,” kata Direktur FID, Michael Yong, seperti
dikutip Channel News Asia beberapa waktu lalu.
Yong menegaskan bila 70 persen kekayaan alam pulau akan tetap
dipertahankan, dengan 30 persen diberdayakan untuk 400 vila dan dua hotel.
Diketahui kocek yang harus digelontorkan untuk memiliki hunian
di pulau ini adalah 750 ribu Dolar Singapura (Rp 7,3 miliar) dengan 85 persen
sudah terjual dan sebagiannya lagi terpesan. Proyek ini dikabarkan akan
melakukan mulai layanan perdananya di triwulan akhir 2016.
Lalu, apakah Hanya diam saja, dan membiarkan tanpa ketegasan
Kini tinggal respon dan reaksi dari pemerintahan Jokowi mengenai
tindakan pengakuan Singapura yang mengakui wilayah NKRI menjadi bagian
wilayahnya. Apakah ketegasan hanya basa basi ketika menjelang pilpres?
Kini saatnya bagi pemerintahan Jokowi JK membuktikan omongan dan
janji nya dalam menegakkan kedaulatan NKRI, karena negeri ini membutuhkan
keberadaan pemimpinnya
Ataukah negeri ini memang sudah tidak memiliki pemimpinnya lagi?
sumber : lingkarannews.com