Surat Penolakan Kedatangan Ahok |
Analisis itu disampaikan pengamat politik Ahmad
Yazid kepada intelijen (26/05). Yazid memperkirakan, penolakan
terhadap Ahok akan
semakin meluas, bahkan hingga di seluruh wilayah Jakarta.
“Setelah ditolak warga Koja, nantinya seluruh
warga Jakarta menolak Ahok. Tanah mereka haram didatangi Ahok,” tegas Ahmad
Yazid.
Menurut Yazid, penolakan warga Koja juga
menjadi bukti, kredibilitas Ahok di mata rakyat sudah habis. “Fakta di lapangan
Ahok sudah ditolak. Hanya media pendukung yang membesar-besarkan dan dibantu
Jasmev maupun buzzer-buzzer,” ungkap Yazid.
Yazid menegaskan, seharusnya media mainstream
memberitakan penolakan warga Koja terhadap kedatangan Ahok tersebut. “Ini
ditutup-tutupi. Sejatinya Ahok sudah dibenci dan kalau bisa diusir dari
Jakarta,” papar Yazid.
Kata Yazid, penolakan warga terhadap Ahok
utamanya akibat arogansi yang selalu ditunjukkan kepada warga Jakarta.
“Arogansi Ahok terjawab dengan penolakan warga Jakarta, jangan sampai
diopinikan warga Jakarta diprovokasi Cagub lain untuk menolak Ahok. Saat ini
ada upaya penggiringan opini seperti itu,” jelas Yazid.
Sebelumnya kedatangan Gubernur DKI Jakarta
Basuki Tjahaja untuk meresmikan RPTRA Koja ditolak warga Koja (26/05).
Aksi penolakan itu sebelumnya tersebut via
pesan elektronik dan diperkuat dengan surat pemberitahuan persatuan warga yang
menamakan diri “Presidium Jaringan Masyarakat Koja Tolak Penggusuran” kepada
Kapolsek Metro Koja.
“Sebagaimana Surat kami dengan Nomor
006/SP-JMKTP/V/2016 tertanggal 24 Mei 2016 tentang pernyataan sikap kami yang
MENOLAK kedatangan Sdr. AHOK selaku Gubernur yang rencananya akan hadir
meresmikan RPTRA di RW. 08 Kel. Rawa Badak Utara, Koja, Jakarta Utara,”
demikian bunyi surat pemberitahuan, seperti dikutip merdeka (26/05).
Akhirnya, Ahok memilih membatalkan kehadirannya
dalam acara peresmian RPTRA yang sedianya dilakukan Kamis (26/05).
sumber : intelijen.co.id